JAKARTA, Actadiurma.id – Tujuan proyek kereta api berkecepatan tinggi “high-speed rail” (HSR) seperti koneksi baru Jakarta-Bandung bukan hanya transportasi penumpang tetapi juga industrialisasi di sepanjang jalur tersebut, menurut Wang Yiwei dari Asosiasi Diplomasi Publik Tiongkok.
HSR pertama di Indonesia, dan pertama di Asean, merupakan perusahaan patungan Indonesia-Tiongkok. Proyek ini melebihi jadwal dan anggaran awalnya, dan operasi komersial layanan tersebut, yang dijuluki Whoosh, akan dimulai bulan ini.
Analis telah menunjukkan tantangan bagi Whoosh untuk beroperasi secara menguntungkan mengingat rute yang relatif pendek yaitu 142 km. Menyadari kekhawatiran tersebut, Wang mencatat bahwa profitabilitas bukanlah satu-satunya tujuan proyek HSR.
Dia mencontohkan proyek HSR pertama di Tiongkok, yang hanya menempuh jarak 130 km antara Beijing dan Tianjin dan tidak menghasilkan keuntungan apa pun pada awalnya, itulah sebabnya pihak swasta enggan berinvestasi, sehingga mendorong pemerintah untuk memulai pembangunan.
“Namun, di sepanjang jalur kereta api, industri berkembang pesat, mulai dari pariwisata hingga real estate. Dan hal ini menjadikan industrialisasi sebagai keunggulan komparatif Tiongkok,” kata Wang.
Wang, yang juga merupakan direktur Institut Hubungan Internasional di Universitas Renmin Tiongkok dan menjabat sebagai diplomat di Misi Tiongkok untuk Uni Eropa dari tahun 2008 hingga 2011.
Editor : Yossi Nurmansyah